JAKARTA – GEMUVI (Generasi Muda Visioner) membeberkan hasil diskusi daring dengan tema: Peran generasi milenial menghadapi Pemilu 2024 dan peran generasi penerus bangsa untuk Kemajuan Negara.
Diskusi daring tersebut dilaksanakan dengan kader GEMUVI se-Indonesia pada hari Jumat tanggal 28 April 2023.
Adapun peran generasi milenial menghadapi Pemilu 2024
Pertama, sebagai Agen Perubahan (Agent Of Change) Pemuda memiliki peranan untuk menjadi pusat dari kemajuan bangsa.
Kedua, sebagai Agen Pembangunan (Agent Of Development).
Ketiga, sebagai Agen Pembaruan (Agent Of Modernizations).
Keempat, membangun Pendidikan.
Dan terakhir, membangun Semangat Juang yang Tinggi.
Guna mewujudkan peran perjuangan para pemuda perlu ikut dalam organisasi pemuda dan mencetuskan ikrar sumpah pemuda. Semangat perjuangan pemuda dalam melawan penjajahan untuk meraih kemerdekaan mencapai puncaknya ketika digelar Kongres Pemuda I dan II yang menghasilkan Sumpah Pemuda.
Pada konteks penyelenggaraan demokrasi, generasi millennial mempunyai peran yang sangat strategis, yakni:
Pertama, mengantisipasi serangan berita bohong atau hoax pada masa kampanye di media sosial;
Kedua, sebagai garda terdepan dalam menghadang serbuan konten negatif di dunia maya.
Ketiga, menyebarkan konten mendidik.
Dan terakhir, aktif dalam Pemilu.
Pemilu adalah sarana bagi rakyat untuk memilih, menyatakan pendapat melalui suara, berpartisipasi sebagai bagian penting dari negara sehingga turut serta dalam menentukan haluan negara. Negara Indonesia menjunjung tinggi hak-hak warga negara Indonesia.
Momentum pemilu 2019 telah memberi pelajaran kepada kita bahwa masyarakat kita masih belum sepenuhnya dewasa dalam berdemokrasi. Adanya istilah cebong dan kampret adalah bukti bahwa masyarakat terbelah menjadi dua kelompok yang mengakibatkan konflik horizontal yang cukup panjang.
Sedangkan masyarakat kita masih belum bisa saling memahami betapa pentingnya menjaga persatuan sesama anak bangsa di tengah perbedaan pilihan. Jika melihat dari sudut pandang yang luas. Konflik memang tidak hanya berdampak negative saja. Karena jika konflik bisa diselesaikan dengan baik maka dapat meningkatkan rasa persaudaraan dan kesadaran akan pentingnya menghargai perbedaan pendapat. Praktek demokrasi kita juga belum sepenuhnya ideal. Pemilu 2019 baru saja lewat orang-orang sudah bersiap untuk 2024.
Hasilnya, tidak sedikit pejabat yang bukan bekerja untuk rakyat, tapi bersiap untuk diri, keluarga dan kelompoknya agar bisa selamat. Politik kita sejauh ini hanya berkutat pada bagaimana mempertahankan atau merebutkan kekuasaan. Belum sampai pada level bagaimana berkuasa untuk mencapai kebaikan umum.
Pemilu 2024 konon akan menjadi pemilu yang sangat kompleks. Lebih kompleks dari pemilu 2019. Apalagi jika pada 2024 pandemi covid-19 belum bisa dikendalikan menjadi endemi maka akan menjadi tantangan sekaligus ancaman bagi suksesi penyelenggaraan pemilu 2024. Para pemuda yang dalam hal ini adalah kelompok yang dianggap menjadi penyambung lidah antara elit dengan alit.
Bisa menjadi kelompok yang mengkampanyekan pemilu tanpa praktek jual beli suara. Praktek jual beli suara itu yang menjadi salah satu akar masalah tindakan korupsi para pejabat. Bisa menjadi kelompok yang menjaga kondusifitas media social. Jangan sampai media social bertebaran konten-konten yang mengarahkan masyarakat untuk saling terpecah belah. Media social sangat rentan dijadikan sebagai alat oleh orang-orang tak bertanggung jawab untuk melakukan tindakan seperti black campaign atau kampanye hitam. Pemuda hari ini banyak yang memiliki ribuan pengikut di media social.
Bayangkan saja jika satu orang pemuda yang memiliki ribuan pengikut mampu mempengaruhi pengikutnya untuk menyadari bahwa pemilu 2024 nanti adalah pesta demokrasi yang menjadi sarana kedaulatan rakyat. Menyadari bahwa memilih pada pemilu 2024 bukanlah suatu kewajiban, akan tetapi hak setiap warga negara yang mesti diambil untuk mewujudkan demokrasi yang baik dan melahirkan pemimpin yang mendapatkan kepercayaan langsung dari rakyat.
Maka pemilu 2024 akan menjadi pemilu yang lebih baik dari pemilu 2019 mana kala tidak ada pemuda yang gemar menyebarkan berita bohong atau hoax tentang pemilu.